Rabu, 09 April 2014

 salahsatu cara perbanyakan bibit lengkeng yang dapat dilakukan dengan cara yang mudah dan efisien, dengan cara persilangan dapat didapat kan jenis lengkeng yang baru, sehingga dapat menghasilkan buah yang berkwualitas baik.



Sabtu, 22 Maret 2014

kelapa sawit

I. PENDAHULUAN
1.1 latar belakang.
    Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia. Karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia. Walaupun produksi minyak nabati produksi minyak kelapa sawit mengalami kenaikan cukup pesat dari tahun ke tahun. Namun Indonesia tidak luput dari hal yang tidak mendukung seperti pengaruh cuaca buruk (badai El Nino), sehingga menyebabkan kadar asam minyak kelapa sawit tinggi. Hal ini mengakibatkan mutu minyak kelapa sawit bervariatif. Walaupun begitu prospek minyak sawit cukup menjanjikan didasawarsa millenium ini, indikatornya dilihat dari meningkatnya konsumsi kelapa sawit dunia. Harapan dan perkiraan naiknya produksi dan pemasaran minyak kelapa sawit dunia terutama oleh negara-negara penghasil utama minyak kelapa sawit ternyata tidak diikuti oleh perkembangan pemasaran minyak kelapa sawit di Indonesia kuartal pertama tahun 2011 ini. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembangunan berkelanjutan dan menjawab tuntutan pasar global serta mendorong pelaku usaha perkebunan mematuhi peraturan per-Undang-Udangan agar dapat mencapai produksi yang sustainable, pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/3/2011 tanggal 29 Maret 2011 menetapkan "Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO). Pedoman ini merupakan rangkuman dari seluruh peraturan per-undang2an yang terkait dengan perkelapasawitan di Indonesia, bersifat wajib dipatuhi oleh seluruh pelaku usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Secara prinsip kebijakan ISPO berlandaskan pada berbagai ketentuan pemerintah, dan dalam hal ini Kementerian Pertanian berkoordinasi secara penuh dengan kementerian/instansi yang terkait dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit Indonesia. Kegiatan usaha untuk praktek agribisnis III ini untuk mengetahui berapa modal yang harus dikeluarkan dan berapa hasil keuntungan yang diperoleh dalam penjualan bibit kelapa sawit. Untuk praktek Agribisnis III usaha yang diambil adalah pembibitan kelapa sawit karena dalam pelaksanaannya tidak begitu menyita waktu dan juga dapat dilakukan disela-sela waktu kuliah. Pembibitan kelapa sawit ini dilakukan diareal Inkubator Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau.
1.2 tujuan kegiatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah mahasiswa memiliki pengatahuan dan kemampuan dalam agribisnis kelapa sawit yang meliputi orentasi persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemasaran dan pengolahan.
1.3 Manfaat. Manfaat dari pelaksanaan dari pembibitan kelapa sawit ini adalah memperoleh pengetahuan, tata cara pelaksanaan pembibitan kelapa sawit dan usaha yang dapat dikembangkan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Mahasiswa dapat melakukan pembibitan kelapa sawit nantinya setelah selesai dalam praktikum ini.

II. KONSEP KEGIATAN

2.1 Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit Benih tanaman kelapa sawit untuk calon bibit harus dihasikan dan di kecambahkan oleh lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah. Proses pengecambahan umumnya dilakukan sebagai berikut. - Tangkai tandan buah dilepaskan dari spikeletnya. - Tandan buah diperam selama 3 hari dan sekali – sekali disiram air. Pisahkan buah dari tandannya dan peram lagi selama 3 hari. - Masukan buah ke mesin pengaduk untuk memisahkan daging buah dari biji. Cuci biji dengan air, lalu rendam dalam air selama 6 -7 hari. Ganti air rendaman setiap hari. Selanjutnya rendam biji tadi dalam Dithane M-45 konsentrasi 0,2% selama 2 menit, lalu keringkan. - Masukan biji kelapa sawit tersebut ke dalam kaleng pengecambah dan simpan di dalam ruangan bertemperatur 39°C dengan kelembapan 60 – 70% selama 60 hari. Setiap 7 hari, benih dikeringkan selama 3 menit. - Setelah 60 hari, rendam benih dalam air sampai kadar air 20-30% dan keringkan lagi. Masukan benih ke dalam larutan Dithane M-45 0,2 % selama 1 – 2 menit. Simpan benih diruangan bertemperatur 27°C. setelah 10 hari, benih berkecambah. Biji yang berkecambah pada hari ke-30 tidak di gunakan lagi. Dalam proses pembibitan biasanya dianut sistem pembibitan dua tahap, yaitu pre nursery dan main nursery. 1. Pre nursery ( pembibitan awal ) Pembibitan awal ( pre nursery ) merupakan tempat kecambah tanamanan kelapa sawit ( Germinated seeds ) ditanam dan dipelihara hingga berumur 3 bulan. Selanjutnya, bibit tersebut akan di pidahkan kepembibitan utama ( main nursery ). Pembibitan pre nursery dilakukan sealam 2 – 3 bulan, sedangkan pembibitan main nursery selama 10 -12 bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12 bulan ( 3 bulan di pre nursery dan 9-11 bulan di main nursery ). Beberapa pertimbangan yang harus terintegrasikan dalam rencanapembibitan, di antaranya biaya pembibitan pre nursery dan main nursery,transportasi menuju lokasi, kemudahan komunikasi, dan pembuatan jalan control. A. Persyaratan lokasi Lokasi untuk pembibitan pre nursery sebaiknya datar atau kemiringan tanah maksimum 3°, sehingga pembuatan bedengan pre nursery nantinya akan rata. Bagian atas bedengan sebaiknya memiliki naungan, berupa atap buatan atau pohon. Pagar pre nursery untuk mencegah hewan pengganggu masuk dan merusak pembibitan. Lokasi sebaiknya dekat dengan sumber air. Kondisi debit air harus tetap dan tidak mengandung kapur ( pH netral ). Lokasi harus dekat sumber media dengan topsoil yang cukup untuk mengisi babybag ( polibag kecil ), tanah tidak bercadas atau tidak berkapur, dan akses jalan yang mudah dijangkau. B. Pemesanan kecambah Seleksi dilakukan dengan memilih penggunaan kecambah yang baik dan dapat mencukupi kebutuhan. Satu hektar lahan tanaman dengan populasi 143 pohon membutuhkan kecambah 220 biji degan asumsi kecambah yang mati dan abnormal sekitar 25% dan untuk kebutuhan penyulaman sekitar 10%. Waktu pemesanan kecambah diatur agar kecambah sudah tertanam di babybag ( polibag kecil ) pre nursery 13 – 14 bulan sebelum penanaman di lapangan. Kedatangan kecambah dapat diatur seminggu sekali. Pengiriman kecambah dapat menggunakan angkutan udara untuk tempat yang jauh. C. Penyiapan babybag ( polibag kecil ) Polibag kecil yang digunakan sebaiknya berwarna hitam, jika terpaksa menggunakan polibag kecil berwarna putih.polibag berukuran panjang 14 cm, lebar 8 cm, dan 0,14 cm. selain itu, bisa juga menggunakan babybag hitam dengan ukuran 14 x 22 x 0,07 cm ( 200 lembar/kg ). Media tanam yang digunakan berupa campuran topsoil dan kompos dengan perbandingan 6 : 1 atau campuran pasir, pupuk kandang, dan topsoil dengan komposisi 1:1:3. Bedengan pembibitan pre nursery dibuat dengan panjang 10 meter dan lebar 1,2 meter. Tinggi bedengan berkisar 0,1 -0,15 meter dengan jarak antara bedengan 0,8 meter. Satu petak pre nursery tangki siram 1.000 liter dapat mencukupi penyiraman 700 – 800 baabybag kecambah kelapa sawit. D. Penanaman kecambah Letakan kecambah di tempat yang sudah, kemudian segara tanam ke dalam bebybag. Kecambah hanya dapat bertahan 3 – 5 hari di tempat penghasil kecambah. Dua hari menjelang penanaman kecambah, media tanam yang berada didalam bebybag harus disiram setiap pagi. Gemburkan permukaan media dengan jari telunjuk atau ibu jari, kemudian buat lubang untuk meletakan kecambah. Masukan kecambah sedalam 1,5 – 2 cm di bawah permukaan tanah. Lalu ratakan kembali hingga menutup kecambah tersebut. Bagian bakal akar ( radikula ) berbentuk agak tumpul dan berwarna lebih kuning harus mengarah kebawah dan bakal daun ( plumula ) yang bentuknya agak tajam dan berwarna kekuning muda mengarah ke atas. E. Naungan Naungan ( pelindung ) bisa berupa pohon hidup atau naungan buatan yang terbuat dari daun kelapa sawit. Ukuran tinggi tiang 2 meter ( depan belakang sama ) dan jarak antar tiang 3 meter. Naungan di pertahankan hingga kecambah berdaun 2 – 3 helai. Setelaah itu, naungan berangsur – angsur di kurangi dari arah timur agar sinar mata hari pagi bisa lebih banyak masuk kebedengan. Pengurangan naungan dilakukan secara bertahap dan jangan sampai terlambat. Karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sebaaliknya, jika pengurangan naungan terlalu cepat, menyebabkan tanaman stres. Pengurangan naungan dilakukan setelah bibit berumur 6 minggu, setiap 2 minggu naungan di kurangi satu caging daun. Contohnya, jika terdapat 4 pelepah daun setiap meter, minggu ke-6 tersisa 3 pelepah daun, minggu ke-8 sisa 2 pelepah daun, minggu ke-10 sisa 1 pelepah daun, dan pada minggu ke-12 naungan di habiskan. F. Penyiraman dan penyiangan Penyiraman dilakukan setaip hari secara teratur, yakni pada pagi hari saat pukul 06.00 – 10.30 dan sore hari dimulai pukul 15.00. volume air yang disiramkan sekitar 0,25 – 0,5 liter per bibit. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang tumbuh di bebybag menggunakan tangan. Penyiangan sebaiknya dilaksankan 2 minggu sekali. Rumput di kumpulkan di antara bedengan agar kering terkena sinar matahari. G. Pemupukan Selama 3 bulan di pre nursery biasanya bibit tidak di pupuk. Namun, jika tampak gejala kekurangan hara dengan gejala seperti daun menguning. bibit perlu di pupuk menggunakan pupuk N dalam bentuk cair. Konsentrasi pupuk urea atau pupuk majemuk sekitar 0,2% atau 2 gram per liter air untuk 100 bibit. Pupuk di aplikasikan melalui daun dengan cara disemprot pada bibit berumur lebih dari 1 bulan atau telah memiliki 3 helai daun. Frekuensi pemupukan dilakukan seminggu sekali. H. Proteksi dan seleksi Serangan hama dan penyakit selama di pre nursery biasanya belum ada. Jika ada dapat di berantas dengan diambil menggunakan tangan ( hand picking). Serangan penyakit yang berasal dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan fungisida yang banyak dijual di pasaran, seperti Dthane, Sevin, dan Anthio dengan dosis sesuai dengan yang di anjurkan. Seleksi dilakukan sebulum bibit dipindahkan ke main nursery. Seleksi bibit di pre nursery bertujuan untuk mencari bibit yang menyimpang. Bibit menyimpang dapat di akbitkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis, serangan hama dan penyakit, serta ke salahan kultur teknis. Saat berumur 3 bulan, bibit kelapa sawit yang normal biasanya berdaun 3 – 4 helai dan telah sempurna bentuknya. Pengurangan bibit sejaka kecambah ( GS ) di terima hingga di pindahkan ke main nursery dapat mencapai 12% atau lebih. Bibit yang mati harus lebih dahulu dikeluarkan, kemudian bibit yang tidak normal dimusnahkan. Ciri bibit kelapa sawit tidak normal sebagai berikut. - Anak daunnya sempit dan memanjang seperti daun alang – alang ( narrow leaves ). - Anak daunnya bergulung ke arah longitudional ( rolled leavis ). - Pertumbuhan bibit memanjang ( erect ), berputar ( twisted shoot ), tumbuh kerdil, lemah, dan lambat ( insuffsient growth, dwarfish ). - Daunnya kusut ( crinkled ), anak dau tidak mengembang, membulat, dan menguncup ( collante ). - Rusak karena serangan penyakit tajuk ( crow disease ), curvularia, dan antracnosa. Pertumbuhan bibit yang tidak normal juga terjadi karena kesalahan kultur teknis. Bikut beberapa kesalahan teknis penanaman yang menyebabkan bibit tumbuh abnormal. - Penanaman kecambah terbaik, bakal daun ditanam kearah bawah. - Kecambah di tanam terlalu dalam sehingga pertumbuhan terlambat atau terlalu dangkal sehingga akar tergantung. - Tanah terlalu padat sehingga mempersulit pertumbuhan akar. - Tanah mengandung bebatuan ( tidak disaring ), sehingga mengganggu perkembangan akar. - Tanah terlalu basah, karena air tidak dapat terbuang dari kantong plastik atau penyiraman tdak sempurna ( terlalu deras dan banyak atau terlalu sedikit). I. Pengangkutan Pengangkutan atau pengiriman bibit dari pre nursery ke main nursery dilakukan dengan memasukan babybag kedalam peti kayu berukuran 66,5 x 42 x 27,5 cm. setiap peti kayu dapat memuat 35 bibit. Pengangkutan harus berhati-hati dan bibit harus segera ditanam setelah sampai di main nur sery. 2. Main nursery ( pembibitan utama ) A. Penentuan lokasi Lokasi sebaiknya dekat atau berada dipinggir jalan besar, agar pengangkutan bibit dan pengawasanya lebih mudah. Lokasi harus bebas genangan atau banjir dan dekat dengan sumber air untuk penyiraman. Debit dan mutu air yang tersedia harus baik. Areal pembibitan sebisa mungkin rata atau memiliki kemiringan maksimum 5%, tempat terbuka atau tanah lapang, dan lapisan topsoil cukup tebal ( 25 cm ). Letak lokasi main nursery dekat dengan area yang akan di tanam dan harus jauh dari sumber hama dan penyakit. B. Luas, lay out, dan pancang Satu hektar pembibitan main nursery dapat menyediakan bibit untuk sekitar 50 – 60 hektar lahan penanaman. Setelah area diratakan menggunakan alat berat, sekaligus untuk mengambil topsoil, tentukan dan buat jaringan jalan, parit, dan saluran pembuangan air ( darinase ). Buat lay out petak atau bedengan memanjang dengan arah timur ke barat. Ukuran panjang dan lebarnya di sesuaikan dengan kondisi lapangan dan jaringan irigasinya. C. Jaringan irigasi Jaringan irigasi diperlukan sebagi sarana pengairan untuk menyiram bibit di main nursery. Alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus sudah terpasang dan siap pakai sebelum penanaman. Instalasi penyiraman di main nursery sebagai berikut. - Secara manual, air dihisap dari sungai menggunakan pompa air dan di alirkan ke lokasi pembibitan melalui pipa dan selang. - Sprinkler menggunakan pipa induk, pipa utama, dan pipa distribusi. Pipa induk berukuran 6 inchi. Pipa ini di pasang dari rumah pompa menuju ke pipa utama yang besarnya 4 inchi. Pipa utama di lengkapi valve yang menuju pipa distribusi yang diameternya 2 inchi. - setiap sambungan di lengkapi stand pipes 0,75 inchi yang di pasang berdiri dan ujungnya dilengkapi dengan nozzle yang memencarkan air secara berputar. - Setiap pipa distribusi memiliki 8 – 10 sprinkler yang berjarak 9 – 18 meter. Untuk 8 hektar pembibitan diperlukan 30 sprinkler dan dua jalur pipa distribusi. - Kebutuhan air sekitar 75 m³/ha/hari, efisiensi 30 – 40% dengan pompa air berdaya pancar 45 psi ( 3,6 kg/cm² ). Kekuatan pompa 18 – 20 horse power ( HP ) untuk 8 hektar pembibitan. D. Penyiapan polibag Polibag yang digunakan sebaiknya berwarna hitam ( 100% carbon black ) dengan panjang 42 cm,lebar 33 cm atau berdeameter 23 cm, dan tebal 0,15 cm. polibag diberi lubang berdeameter 0,5 cm sebannya dua baris. Jarak anatar lubang 7,5 x 7,5 cm. Media tanam bibit menggunakan topsoil yang memiliki struktur remah atau gembur. Jika terpaksa, gunakan topsoil yang berupa tanah liat. Namun, media tersebut perlu dicampur pasir kasar dengan perbandingan 3:2. Polibag diisi media tanam hingga penuh ( sekitar 16 kg ), lalu hentakan tiga kali agar media tanam memadat. Pengisia polibag harus selesai dikerjakan dalam waktu 2 minggu sebelum pemindahan dari pre nursery. D. Penanaman Sehari sebelum penanaman, media tanam dalam polibag harus disiram. Bibit dipindahkan dari pre nursery setelah berdaun 2 – 3 helai dan berumur maksimum 3 bulan. Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang di polibag seukuran dengan diameter babybag. Sayat babybag dengan pisau secara hati-hati dari bawah ke atas agar mudah dilepas dan media tidak sampai terikut. Masukan bibit serta tanahnya ( ball of earth ) ke dalam lubang, lalu atur agar posisinya tegak seperti semula. Tekan tanah di sekeliling lubang agar lebih padat merata. Jika di rasa kurang, tambahkan tanah hingga sedikit melewat leher akar. Bagian atas polibag yang tidak diisi tanah setinggi 2-3 cm. bagian ini memungkinkan sebagai tempat meletakan pupuk, air, atau mulsa.naungan sudah tidak diperlukan lagi di main nursery. E. Penyiraman dan penyiangan Penyiraman dilakukan setiap hari secara teratur dengan jumlah yang cukup. Jika musim kemarau, siram bibit 2 kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Kebutuhan air penyiraman sebanyak 2 liter air/bibit/hari. Permukaan tanah harus ditutupi dengan serasah organik ( mulsa ) untuk menghindari pemadatan permukaan tanah, mencegah penguapan air, dan mengatur kelembapan tanah pada musim kemarau. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh dalam polibag, sekaligus menggemburkan tanah dengan cara menusukan sepotong kayu. Penyiangan lahan pembibitan ( di luar polibag ) dilaksanakan secara clean weeding, yakni menggunakan garuk. Rotasi penyiangan 20 – 30 hari, tergantung dari pertumbuhan gulma. F. Pemupukan Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit. Di main nursery , lebih dianjurkan untuk menggunakan pupuk majemuk N-P-K-Mg dengan komposisi 15-15-6-4 atau 12-12-17-2, serta ditambah kieserite ( pupuk yang mengandung unsur Ca dan Mg ). Pupuk majemuk N-P-K Mg dan kieserite dapat di beli di took-toko pertanian. . Berikut ini kebutuhan pupuk untuk satu hektar main nursery dengan jumlah sekitar 11.000 bibit. - Pupuk majemuk ( 15-15-6-4 ) : 50 gr x 11.000 = 550 kg/ha. - pupuk majemuk ( 12-12-17-2 ) : 230 gr x 11.000 = 2.530 kg/ha. - pupuk kieserite : 55 gr x 11.000 = 605 kg/ha G. Hama dan penyakit. - Hama ulat api ( Stora nitens ), berwarna hijau atau coklat, memiliki bulu halus yang tajam. Jika mengenai kulit manusia, menyebabkan rasa panas seperti terbakar api. Daun kelapa sawit adalah makanan kesenangan hama ulat api. - Hama ulat kantong ( Mahasena Corbett),hama ini membentuk sarang yang menyerupai kantong dan menggantung di bawah daun. - Hama ulat ungu ( Oliginycus sp. ), ulat ini mengisap cairan pada anak daun, sehingga daun menjadi kering. - Hama belalang ( Valanga sp. ), biasanya memakan daun dan mengerek serat – serat daun. - Hama ngengat ( Apogonia sp. ), menyerang bibit pada malam hari dan merusak seluruh permukaan daun. - Hama kumbang ( Andoretus sp. ), menyebabkan pembusukan kuncup yang ditandai dengan kotoran yang di tinggalkan. Hama ini bisa menyerang pada malam hari. - Hama lain seperti jangkrik yang memakan daun muda hingga kuncup, bekicot yang mengisap jaringan daun hingga yang tertinggal hanya serat-seratnya, serta tikus yang suka menggigit dasar batang dan merusak bakal kuncup. Pengendlian hama dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan mengambil satu per satu serangga, lalu membunuhnya. Pengendalian lain dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan menyemprotkan insektisida sevin 85 ES dan tendion yang telah dilarutkan dalam air sesuai dosis yang direkomondasi dikemasan. Hama lain yang dapat merusak bibit di main nursery adalah babi hutan dan landak. Hama inni aktif menyerang pada malam hari secara berkelompok dengan memakan umbut atau titik tumbuh bibit. Pencegahan nya dengan mengecat pangkal batang bibit menggunakan bahan residu, misalnya oli bekas, atau limbah pabrik yang dicampur Zn posfit. Selain itu, bisa menggunakan umpan beracun, seperti pisang, telur, ikan busuk, dan daging babi yang telah tertangkap. Penyakit yang terkadang muncul diantaranya crown disease dan blast disease. penyakit yang serius jarang di temukan saat masa pembibitan.crown disease adalah penyakit busuk tajuk. Gejalanya di tandai dengan daun muada yang baru muncul mengalami pembusukan. Penyakit ini belum bisa di atasi secar kimiawi. Usaha untuk menguraingi gejalanya dengan mengurangi pemberian pupuk yang mengandung nitrogen, karena tanaman yang kelebihan nitrogen akan rentan terhadap serangan virus. Blast disease adalah penyakit busuk akar yang di sebabkan oleh serangan jamur phytium sp. Pembrantasannya sangat sulit. Tindakan yang dapat dilakukan hanya dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang, sehingga tidak menular ke tanaman yang sehat. H. Sleksi - seleksi di main nursery dilakukan dalam empat tahap sebagi berikut : - setelah bibit di pindahkan dari pre nursery. - Setelah bibit berumur empat bulan. - Setelah bibit berumur delapan bulan. - Saat di pindahkan kelapangan. Ciri – ciri tidak normal dan harus disingkirkan sebagi berikut : - bibit ayang memanjang kaku ( errectic ), tinggi melebihi rata-rata, dan daunya kaku. - Bibit yang permukaannya rata ( flat ) dan daun muda lebih pendek. - Bibit yang merunduk ( limp ). - Bibit yang daunya tidak membelah ( fused leaflet ). - Anak daun pendek ( short leaflet ), sempit, dan selalu menggulung. I. Pengangkutan bibit Pengakutan bibit harus dapat menjamin bibit tidak rusak dan tidak layu karena terkena panas atau angin kencang. Proses pengangkutan bibit dari lokasi pembibitan main nursery ke lokasi penanaman dapat berjalan efisien melalui pembagian tugas. Pekerjaan berikut ini seharusnya di bebankan kepada tenaga kerja yang terpisah. - Memuat bibit ke dalam truk. - Membongkar dan menurunkan bibit dari truk ke tempat yang telah di tentukan di lapangan. - Mengangkut bibit ke ajir tanaman.

III. METODE KEGIATAN

3.1 waktu dan tempat waktu pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada hari kamis dan sabtu yang bertempat di Inkubator Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Riau. Praktikun ini dilakukan pada jam 16.00 sampai dengan jam 18.00, pada hari kamis dan pada hari sabtu dilakukan pada jam 08.00 sampai dengan jam 10.00. dalam usaha pembibitan ini kegiatan yang dilakukan dapat dilaksanakan setiap hari untuk kegiatan perawatan, pengendalian hama, pemambahan tanah pada polibek prey nuersery dan lain-lainnya.

3.2 bahan dan alat bahan-bahan yang diperlukan dalam pembibitan kelapa sawit ini antara lain adalah: - tanah/ top soil - polibek prey nuersery - pupuk kandang - pupuk kimia { NPK {15:15:6:4}} - insektisida alat-alat yang dibutuhkan antara lain adalah:  cangkul, parang, kep semprot, selang air.

 3.3 proses/tahapan kegiatan proses dalam tahapan kegiatan pratikum Agribisnis yang ke tiga ini antara lain adalah: (Tanggal Kegiatan)
  • 07 september 2013 aksistensi praktikum AGB 3 yang mengenai penjelasan tentang pelaksanaan pola satu dan pola dua. Pada pola satu yang akan dilaksanakan adalah tentang kegiatan pembibitan kelapa sawit, jambu biji, jambu air dan bunga pucuk merah. Pada pola ke dua penjelasan tentang perawatan di tanaman kelapa sawit yang TM dan TBM.
  • 12 september 2013 Gotong royong membersihkan sekitar gedung Inkubator yang dilakukan oleh mahasiswa praktek AGB 1, 2, dan 3.
  • 21 september 2013 Persentasi tentang bisnis plan yang telah dibuat untuk menentukan tanaman yang mana akan di kerjakan atau dibudidayakan.
  • 28 september 2013 Pengarahan dari bapak Saiful Hadi tentang pembibitan kelapa sawit yang di prey nuersery dan maen nuersery.
  • 3 oktober 2013 Pengarahan dari asisten dan pengisian polibek prey nuersery, pembersihan tempet penyusunan dan meratakan tenpat buat polibec prey nuersery. 5 oktober 2013 Pengisian polibek dan penyusunan.
  • 10 oktober 2013 Pengarahan dari bapak Ahmad Syaiffudin tentang pembibitan dan pencakokkan tanaman jambu biji dan jambu air.
  • 12, 17, dan 19 oktober 2013 Tidak ada kegiatan karena hujan dan menunggu kecambah yang belum datang.
  • 24 oktober 2013 Membersihkan gulma didalam dan diluar polibec prey nuersery.
  • 26,31 oktober dan 2 noverber 2013 Tidak ada kegiatan yang dilakukan karena kecambah belum datang.
  • 7 dan 8 noverber 2013 Penanaman kecambah kelapa sawit.
  • 14 noverber 2013 Penghitungan kecambah kelapa sawit yang sudah tumbuh pada polibek prey nuersery dan penambahan tanah pada polibek.
  • 16 dan 20 noverber 2013 Penyemprotan insektisida guna menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman bibit kelapa sawit.
  • 21 noverber 2013 Penghitungan dan pengukuran tinggi tanaman bibit kelapa sawit.
  • 23 dan 27 noverber 2013 Penyemprotan insektisida guna menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman bibit kelapa sawit.
  • 28 noverber 2013 Penghitungan dan pengukuran tinggi tanaman bibit kelapa sawit.
  • 30 noverber dan 4 desember 2013 Penyemprotan insektisida guna menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman bibit kelapa sawit.
  • 5 desember 2013 Penghitungan dan pengukuran tinggi tanaman bibit kelapa sawit.
  • 7 dan 9 desember 2013 Penyemprotan insektisida guna menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman bibit kelapa sawit.
  • 12 desember 2013 Pemupukan bibit kelapa sawit yang pertama dilakukan menggunakan pupuk kandang.
  • 15 dan 18 desember 2013 Penyemprotan insektisida guna menanggulangi hama dan penyakit pada tanaman bibit kelapa sawit.
IV. ANALISA KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemasaran Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. pemasaran memiliki tujuan yaitu : 1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan. 2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat. 3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Pada umumnya kegiatan pemasaran berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat 2. Faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya. Dalam pemasaran, orientasi itu tentunya kepada kepuasan pelanggan dengan prinsip-prinsip pokok sebagai berikut: - Bila ada pelanggan yang merasa kurang puas, penuhilah secepat mungkin kekurangan tersebut. - Doronglah pelanggan untuk mengajukan keluhan bila kurang memuaskan. - Mintalah umpan balik (feed-back) dari karyawan tentang upaya perbaikan pelayanan yang harus diberikan kepada pelanggan. - Buatlah komitmen untuk membuat pelayanan terbaik kepada konsumen. - Izinkan manajer untuk menunggu.pelanggan temporer. - Hati-hati dalam memilih dan melatih seseorang yang akan berhubungan dengan pelanggan. - Kembangkan pelayanan bagi karyawan, sehingga komunikasi betul-betul mengarah pada pelanggan. - Berikan insentif kepada karyawan yang betul-betul memberikan pelayanan istimewa kepada pelanggan. Ada lima macam komponen kualitas yang secara berurutan perlu diperhatikan, dari pelanggan menginterpretasikan kualitas yaitu: - Ketepatan (reliability), yaitu rata-rata kelalaian/pengabaian. - Daya tahan (durability), yaitu berapa lama barang dan jasa tersebut dapat dipakai/ bertahan. - Mudah digunakan (easy of use), yaitu barang dan jasa tersebut memberikan kemudahan untuk digunakan. - Nama merek yang terkenal dan dipercaya (known and trusted brand name). - Harga yang relatif rendah (low price).

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.
Dalam pembibitan kelapa sawit ini didapatkan bahwa pertumbuhan dari benih hingga munculnya tunas yang paling banyak pada minggu kedua setelah tanam. Pengukuran bibit kelapa sawit dilakukan pada minggu ke dua, karena pertumbuhan yang sudah mampak jelas dan panjangnya bibit tersebut antara 1.5 cm sampai ada yang 3 cm. Untuk pemupukan dilakukan pada minggu ke empat, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang dengan cara ditaburkan pada sekeliling tanaman.
5.2 Saran.
Untuk praktikum ini yang memperlambat adalah menunggu kecambah kelapa sawit. Untuk kedepannya nanti agar bias tepat waktu dan mahasiswa dapat melakukan penjualannya. VI. PENUTUP Praktikum Agribisnis yang ke tiga ini yang harus diperhatikan adalah kesabaran untuk perawatan bibit kelapa sawit yang dilakukan danjuga ketekunan agar dapat menghasilkan bibit yang berkualitas. Mahasiswa dituntut agar dapat memahami dan menjelaskan tenteng pembibitan kelapasawit nantinya.

VII. DAFTAR PUSTAKA
http://www.ptpn13.com/news-selengkapnya&c=0113092009464620791-proyek-biosolar--perkebunan-sawit-diintegrasikan.html
http://fadlimohnoch.blogspot.com/2011/02/catatan-singkat-kebijakan-perkebunan.html
http://ispo-org.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=34:seminar-ispo&catid=13&Itemid=213&lang=ina
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran ( AKSES tgl 19/12/2013) http://tirman.wordpress.com/strategi-pemasaran/ (diakses tgl 20/12/2013)
http://www.belajarwirausaha.com/2012/08/menyusun-strategi-pemasaran-untuk_usaha.html#sthash.JfXhdn3M.dpuf (diakses tgl 20/12/2013)

Jumat, 21 Maret 2014

kelengkeng



Tanaman lengkeng berasal dari negeri Cina (daerah subtropis), agak menyimpang dari familinya sendiri yaitu tanaman rambutan, kepulasan dan leci. Pohonnya dapat menjadi besar dan bercabang banyak, daunya rimbun dan masih mampu berproduksi diatas umur 100 tahun. Buahnya kecil-kecil lebih kurang sebesar kelereng sampai sebesar bola pingpong (tergantung jenis dan varietasnya), warna buahnya kecoklatan sampai warna coklat keputih-putihan, daging buahnya berwarna putih agak bening (seperti buah rambutan), bijinya satu dan warna hitam kecoklatan, rasa buahnya manis dengan aroma yang khas.
Lengkeng merupakan tanaman keras yang mempunyai batang kayu yang kuat, system perakarannya sangat luas dan mempunyai akar tunggang yang sangat dalam (terutama lengkeng yang dari biji) sehingga tanaman ini sangat tahan terhadap kekeringan dan tahan terhadap roboh sehingga sangat cocok ditanam pada lahan yang kering (pegunungan) yang agak kekurangan air.
Daun lengkeng berwarna kehijauan, tetapi ada juga yang berwarna kemerahan pada ujungnya tergantung varietasnya. Bunga lengkeng berbentuk malai yang berada pada ujung ranting-ranting, warnanya kuning muda atau putih kekuningan ukurannya sangat kecil. Tanaman lengkeng bisa berbuah pada saat musim tertentu menjelang pertengahan musim kemarau, akan tetapi setelah ditemukannya cara membuahkan lengkeng waktu berbuah bisa diatur tergantung selera kapan mau dibuahkan.
Pada varietas  lengkeng dataran tinggi  dapat tumbuh dan berproduksi dengan optimal pada ketinggian antara 300 - 900 meter di atas permukaan laut, akan tetapi setelah ditemukannya varietas lengkeng dataran rendah tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian antara 5 sampai 600 meter di atas permukaan laut.
Lengkeng dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik ditempat- tempat yang terbuka atau tidak terlindung, sebab tanaman ini sangat membutuhkan sinar matahari sepanjang hari , tanah yang diperlukan untuk tumbuh dengan baik yang bertekstur halus dengan pH antara 5,5 sampai 6,5. Tanaman lengkeng tumbuh dengan baik pada iklim tipe B (basah), tipe iklim C (agak basah) dan tipe D (sedang).
Perbanyakan tanaman lengkeng bisa dengan pembiakan generative maupun vegetative, pembiakan generative dengan menggunakan biji sedangkan pembiakan vegetative dengan cara pencangkokan, penyambungan, okulasi maupun penyusuan.
Buah lengkeng sangat digemari oleh semua kalangan lapisan masyarakat karena buahnya yang manis dan segar serta tidak bergetah pada kulitnya, sehingga buah ini masih di inmpor dari Cina, Thailand, Malaysia sebanyak 200 000 ton per tahun pada tahun 2008.
Jenis-Jenis Lengkeng
a.       Lengkeng Dataran Tinggi
1.   Varietas Batu
Lengkeng varietas batu termasuk jenis yang unggul, kulit buahnya agak kasar dan berwarna coklat muda, buahnya lebih besar, daging buahnya tebal dan mudah dilepas dari bijinya.
2.       Varietas Kopyor
Lengkeng varietas ini daging buahnya halus berwarna coklat agak kekuningan, daging buahnya sulit dilepas dari bijinya, jumlah buah tiap malainya sangat banyak akan tetapi harga di pasaran biasanya lebih murah.

b.      Lengkeng Dataran Rendah (lengkeng pilihan)
1.       Diamond river
Daun                             : lanset, hijau cerah, panjang 10 cm, lebar3 – 4 cm
Tajuk                             : kompak, cabang mudah membelah
Buah                              : daging agak tebal, berair, biji agak kecil dan beraroma
Masa berbuah           : 1,5 – 2 tahun dari bibit asal sambungan
Produktifitas              : 10 – 20 kg/pohon dari pohon berumur 2 tahun
2.       Aroma durian
Daun                             : lurus, kaku dan hijau tua
Tajuk                             : percabangan kokoh, tidak menjutai
Buah                              : daging tebal, biji kecil, kering, kulit putih, berpelat, beraroma durian.
Masa berbuah           : 1,5 tahun dari bibit hasil sambungan.
Produktifitas              : 2,5kg/pohon dari pohon berumur 1,5 tahun
3.       Pingpong
Daun                             : oval, panjang 11 cm, lebar 4 cm, tepi daun melengkung
Tajuk                             : cenderung ngelancir
Buah                              : seukuran bola pimpong, daging tipis, biji besar, kering, beraroma.
Masa berbuah           : 1 tahun dari bibit sambungan
Produktifitas              : 1kg/pohon dari pohon berumur  7 – 8 bulan
4.       Itoh
Daun                             : lurus, agak tebal, besar, panjang 18 – 22 cm
Tajuk                             : rimbun, cabang menjuntai
Buah                              : daging tebal, kering biji kecil
Masa berbuah           : 3 tahun (dengan perlakuan khusus)
Produktifitas              : 30 – 35 kg/pohon dari pohon berumur 3 tahun
5.       Bagqiu
Daun                             : lebih panjang 2 – 2,5 cm dari daun itoh
Tajuk                             : percabangan lebih kokoh
Buah                              : tebal, kering, biji kering kulit putih bersih
Masa berbuah           : 3 tahun (dengan perlakuan khusus)
Produktifitas              : 25 – 30 kg/pohon dari umur 3 tahun.
6.       Kristal                          
Daun                             : kurus, panjang 19 – 23 cm, lebar 5 -6 cm hijau muda
Tajuk                             : menjuntai kebawah batang seperti terkulai lemas
Buah                              : daging buah tebal 4 – 5 mm, kering, kenyal kadar gula 23 briks
Masa berbuah           : 3 tahun dari bibit hasil sambungan
Produktifitas              : 35 – 48 kg/pohon dari pohon berumur 3 tahun.
7.       Jenderal
Daun                             : lebar, agak panjang dan tanpa lekukan
Tajuk                             : lebar
Buah                              : daging buah putih, kering, beraroma seperti diamond river, biji kecil
Masa berbuah           : 3,5 tahun dari bibit asal sambungan
8.       Puang Rai
Daun                             : daun muda lurus dan datar, daun tua bagian tepi melengkung
Tajuk                             : pertumbuhan cabang cenderung ke atas, cabang lebih liat, cocok untuk                                        tabulanpot
Buah                              : daging tebal 5 mm, biji kecil, dibeberapa tempat berair
Masa berbuah           : 1 tahun dari bibit hasil sambungan
Produktifitas              : 20 kg/pohon dari pohon berumur 5 tahun.
9.       Satu Jari
Daun                             : agak pendek, panjang 16 cm, lebar 4,5 cm, hijau tua, ruas batang    
                                          Sangat pendek, letak tepat berhadapan dan rapat
Tajuk                             : pertumbuhan cabang cenderung ke atas dan lebih kokoh, cocok untuk
                                          Tabulanpot
Buah                              : kulit buah muda hijau muda, kulit buah matang gading, daging buah
                                          Tebal, kering.
Masa berbuah           : 2 tahun dari bibit hasil sambungan
Prodoktifitas              : 4 kg/pohon dari pohon berumur 3 tahun.
10.   Si Chompu
Daun                             : mirip daun rambutan, panjang 19 cm, lebar 6,2 cm
Tajuk                             : percabangan lebih kokoh
Buah                              : seukuran itoh, biji kecil, daging kering
Masa berbuah           : 3 tahun (dengan perlakuan khusus)
Produktifitas              : 50 kg/pohon dari pohon berumur 3 tahun.
11.   Verny
Daun                             : mirip rambutan, panjang 24 cm, lebar 6,5 cm
Tajuk                             : rimbun
Buah                              : kulit tebal, besar seperti pimpong, daging tebal dan kering
Masa berbuah           : 5 tahun dari bibit sabungan (dengan perlakuan khusus)
Produktifitas              : 7,8 kg/pohon umur 5 tahun.

PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
1.      Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman atau gulma, karena tanaman lengkeng tumbuh dengan baik apabila lahan terkena sinar matahari secara penuh, kemudian dipasang ajir untuk menentukan jarak tanam. Jarak tanam yang diperlukan untuk lengkeng dataran tinggi biasanya 10 meter x 10 meter pada tanaman lengkeng dataran rendah jarak tanam 6 meter x 7 meter, 7 meter x 8 meter, 7 meter x 9 meter (jarak tanam tergantung pada  kesuburan dan topografi tanah).
            Lubang tanam perlu dibuat pada tanah-tanah yang liat (lempung), tanah bercadas (tanah latosol, grumusol) dengan lebar lubang 60 x 60 cm, 75 x 75 cm dengan kedalaman lebih kurang 60 cm. Kemudian lubang tanah diisi pupuk kandang yang sudah dicampur dengan tanah dengan perbandingan 3 (tanah) : 1 (pupuk kandang), pada tanah-tanah berpasir/sedikit bergambut pembuatan lubang tanam sekitar 30 x 30 cm dengan kedalaman sekitar 25 cm kemudian pupuk kandang langsung dicampurkan dengan tanah.
            Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat musim penghujan agar tanaman tidak terlalu setres dilapangan kemudian diberi naungan sementara agar daun tidak mongering, pada tanah yang berpasir/bergambut tanah disekitar tanaman perlu dipadatkan agar tanah tidak mudah kering.

2.      Pemupukan
Pemupukan tanaman lengkeng dilakukan 4 kali dalam setahun (tergantung jenis
tanahnya) 2 kali dipupuk dengan NPK pada saat awal usim penghujan dan pada awal musim kemarau, pemupukan ketiga dengan menggunakan  pupuk kandang/kompos pada saat awal musim kemarau dan pemupukan yang keempat dengan menggunakan pupuk KNO3 dosis disesuaikan umur tanaman, pemupukan dilakukan pertengahan musim kemarau (untuk merangsang pembungaan pada tanaman lengkeng).

3.      Pemangkasan
Pemangkasan tanaman lengkeng bertujuan untuk memperbaiki tajuk tanaman, membuang cabang yang tidak produktif, membuang cabang yang terserang penyakit, mengatur tinggi tanaman agar berbuah tidak terlalu tinggi serta bertujuan untuk membuahkan tanaman.

4.      Cara Membuahkan Lengkeng
Pada tanaman lengkeng yang sulit berbuah perlu ada tatacara membuahkan
antara lain:
a.      Pemotongan akar pada musim kemarau, hal ini bertujuan untuk menguragi penyerapan larutan makanan terutama unsure N dari dalam tanah.
b.      Pengeratan (ringing) pada batang tanaman yang bertujuan untuk menghambat pengangkutan (translokasi) karbohidrat.
c.       Pengikatan batang dengan kawat.
d.      Pemangkasan (pruning) daun-daunya, agar tidak terjadi penimbunan karbohidrat
e.      Perlakuan pemupukan dengan KNO3 ditambahkan boster lengkeng (vitalongan)
f.        Pemupukan dengan potassium klorat, atau sodium klorat (yang dikenal dengan bahan peledak).

5.      Perawatan Bunga dan Buah
Agar bunga bisa menjadi buah kondisi tanah harus dalam keadaan cukup air,  karena apabila tanah sampai kekeringan maka bunga akan rontok, saat muncul bunga sampai dengan pembentukan buah perlu disemprot dengan MKP, speedfol boron. Penyemprotan selang seling kedua bahan tersebut yang dicampur dengan insektisida (starmek) untuk mencegah penggerek daun, bunga dan buah. setelah bakal buah sebesar kelingking anak keci bisa dilakukan pembungkusan dengan bahan bambu yang dianyam khusus atau jarring selambu. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya hama kelelawar atau hama yang lain.

6.      Pemanenan
Ciri buah lengkeng yang sudah tua dan masak adalah warna kulit coklat tua, berbau harum, daging buah tebal bila dikupas dan rasanya manis, cara pemanenan dengan memotong tangkai buah dengan menggunakan pisau atau gunting, hal ini dimaksutkan agar cabang cepat tumbuh tunas baru sehingga berpengaruh untuk pembungaan selanjutnya dan tajuk terbentuk dengan bagus.